Kisah mengambil latar belakang runtuhnya Singasari dan munculnya Kediri. Mula-mula kisah tentang kakak-beradik Arya Dwipangga (Baron Hermanto), yang senang olah sastra dan Arya Kamandanu (Benny G. Rahardja), yang asyik olah silat. Pacar Kamandanu direbut oleh Dwipangga. Ia lari dan diperangkap masuk gua ahli senjata Empu Ranubaya dan dijadikan murid. Ranubaya adalah kawan seperguruan Empu Hanggareksa, ayah Kamandanu. Cuma dua empu ini bertolak belakang dalam sikap. Hanggareksa mengabdi raja Singasari, Kartanegara (Aspar Paturusi), Ranubaya tidak mau. Kertanegara kedatangan utusan Kubilai Khan dari Mongolia yang ingin menjalin hubungan damai. Tawaran itu ditampik. Utusan Mongolia kecewa dan pulang sambil menculik Empu Ranubaya (Yoseph Hungan). Di Mongolia Empu Ranubaya sangat diperhatikan Kubilai Khan (Syarief Friant), dan disuruh membuat pedang Naga Puspa. Hal ini membuat cemburu perwira tinggi lain. Mereka merencanakan melenyapkan Empu Ranubaya. Untung ada kelompok lain yang menyelamatkan Empu Ranubaya dan pedangnya, yaitu Lou (Lamting) dan istrinya Mei Shin (Elly Ermawati), yang kemudian disuruh membawa pedang itu dan terdampar di Jawa. Pedang lalu diperebutkan para pendekar kerajaan Kediri yang baru saja dibangun menggantikan Singasari. Lou dan Mei Shin dibantu oleh Kamandanu. Lou meninggal. Mei Shin berniat balas dendam.
Produser : Handi Muljono
Sutradara : Nurhadie Irawan
Penulis : S Tidjab
Pemeran : Yoseph Hungan, Benny G Rahardja, Lamting, Elly Ermawati, Aspar Paturusi, Syarief Friant, Baron Hermanto
Produksi : PT Kanta Indah Film - PT Kalbe Farma (1989)
sumber : filmindonesia.or.id
gambar : jejakandromeda.com