Pasukan Sultan Agung sudah ada di Krawang dalam usaha menyerbu Batavia. Bupati Ardi Soma (Jimmy Prakoso), bawahan Sultan Cirebon, mencoba mengadu domba Cirebon dan Mataram. Ia mengirim surat ke Batavia. Surat itulah yang jadi pangkal masalah kisah film. Wirasaba (Barry Prima), pendekar muda, yang ingin menyatukan para pendekar untuk membantu perjuangan Sultan Agung, merampas surat itu dan tahulah dia betapa sang bupati berkhianat. Usaha ini juga diketahui guru Wirasaba, Wadas Putih (Advent Bangun) dan putrinya, Cempaka (Wenny Rosaline), pacar Wirasaba. Ardi Soma dengan lihai menggunakan Wadas Putih. Ia menggunakan kesetiaan Wadas Putih sebagai rakyat kabupaten dengan mengangkatnya sebagai kepala seluruh perguruan di wilayah itu. Maka guru dan murid jadi bermusuhan, bahkan juga dengan putrinya sendiri, Cempaka yang semakin memusuhi ayahnya setelah kakaknya, Kenanga (Ade Rosanti) dibunuh ayahnya sendiri. Bahkan Cempaka sempat konflik dengan Wirasaba. Wirasaba yang diberi tambahan ilmu oleh arwah guru Wadas Putih, murid berhasil mengalahkan gurunya.
Produser : Handi Muljono
Sutradara : Jopi Burnama
Penulis : Imam Tantowi
Pemeran : Wenny Rosaline, Barry Prima, Advent Bangun, Ade Rosanti, Jimmy Prakoso
Produksi : PT Kanta Indah Film (1988)
sumber : filmindonesia.or.id